Tetap Semangat Dalam Menjalani Setiap Kehidupan

Sabtu, 04 November 2023

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Pada bagian 2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1 ini kita sebagai CGP diharapkan dapat membuat sintesa pemahaman dengan mengkoneksikan semua materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk menjelaskan pemahamannya tentang pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana mengimplementasikannya. Dengan mempelajari modul 2.1 tentang memenuhi kebutuhan belajar murid melalui berdiferensiasi, ternyata dapat mengubah pemikiran saya. Saya dulu belum mengenal istilah pembelajaran berdiferensiasi, dan saya mengajar berdasarkan kompetensi dasar yang harus dicapai dengan pola dan opsi yang sama pada setiap kelas yang saya ajar. Namun seiring dengan pengetahuan yang saya terima, saya sudah mulai berusaha mengenal karakter, kesiapan belajar murid dan keinginan murid dalam mempelajari materi yang diberikan. Sampai saya mengenal istilah pembelajaran berdiferensiasi ini dengan segala karakteristiknya yang akhirnya membuat saya lebih memahami dan menerapkan pembelajaran ini di kelas.

Perubahan pemikiran yang terjadi pada diri saya sangat berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Berawal dari ketercapaian tujuan pembelajaran yang kurang maksimal di kelas berdasarkan karakter kelas yang menerima materi tersebut. Dengan segala perbedaan dan keunikan di kelas yang berbeda dan perbedaan murid pada setiap kelas membuat saya harus berpikir panjang untuk mencari solusi terbaik agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan mengenali pembelajaran berdiferensiasi ini membuat cara berpikir saya berubah, dan menggali materi lebih dalam lagi khususnya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi.

Walaupun  banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini, saya tetap dapat bersikap positif. Hal ini karena tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi sebenarnya bisa semua bisa diatasi. Seperti halnya menggeser knop equaliser audio agar mendapatkan suara yang bagus, dengan artian bahwa dari beberapa aspek yang beragam dari murid maka kita perlu mencari dan menentukan bagian yang mana yang bisa dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan murid dengan memperhatikan aspek kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid.

 

Bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas?

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan menerapkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
  2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
  3. Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

 

Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Dalam melaksanakan pembelajaran diferensiasi, guru melakukan beberapa tahapan dan membuat variasi yang berbeda selama proses pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar murid meliputi 3 aspek, yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Kesiapan murid untuk mempelajari materi baru diantaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal, miskonsepsi, tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik, keterampilan berpikir, dan sebagainya. Minat belajar yaitu suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya. Profil belajar murid merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan murid, kemudian menentukan strategi pembelajaran. Ada 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten yaitu materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Diferensiasi proses merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi  materi. sedangkan diferensiasi produk yaitu merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

Selama pembelajaran berdiferensiasi, guru juga melakukan penilaian atau evaluasi yang biasa disebut dengan asesmen. Berdasarkan fungsinya asesmen terdiri dari tiga jenis yaitu asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning). Ketiganya dapat dilaksanakan baik dengan metode asesmen sumatif maupun formatif. Dengan begitu ketercapaian pembelajaran berdasarkan tujuan yang diharapkan dapat terukur. Disini peran guru sangat penting, karena guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menyiapkan pembelajaran, melakukan proses pembelajaran, sampai pada evaluasi pembelajaran. Dengan berbagai tahapan pada pembelajaran berdiferensiasi maka dapat membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

 

Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Guru Penggerak!

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Filosofi Pendidikan KHD

Pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan kesiapan pada murid, minat, dan  profil belajar murid dimana itu semua disebut dengan kebutuhan murid. Dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Hal ini selaras dengan filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menegaskan bahwa pembelajaran harus berpihak pada murid. Terlebih lagi dengan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat jaman, sehingga keberagaman dari murid sebagai dasar untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi.

 

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, dibutuhkan nilai-nilai dan peran guru penggerak. Sebagai contoh sebelum guru mengajar materi sesuai tujuan pembelajaran maka guru tersebut harus bisa memetakan kebutuhan murid yang ada di kelasnya. Dalam memetakan  kebutuhan murid, guru berkolaborasi dengan murid, sesama guru, dan orang tua untuk mendapatkan informasi karakter belajar murid. Guru memiliki nilai reflektif terhadap proses pembelajaran untuk mendapatkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Guru memiliki nilai inovatif dalam membuat atau menggunakan media pembelajaran yang sesuai kebutuhan murid.

 

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Visi Guru Penggerak

Dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, termasuk pembelajaran diferensiasi harus tetap berpegang teguh pada visi sekolah atau visi guru penggerak yang sudah ada. Karena visi merupakan suatu cita-cita yang ingin diwujudkan melalui pembelajaran, dan di dalam konteks ini pembelajaran berdiferensiasi juga merupakan bagian dari suatu proses atau usaha mewujudkan visi sekolah atau guru penggerak.

 

Pembelajaran berdiferensiasi, kaitannya dengan Budaya Positif

Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi perlu dilakukan pemetaan murid berdasarkan kebutuhan belajar mereka. Dalam proses memetakan murid akan ditemukan karakter murid yang informasinya dari rekan guru, orang tua dan murid itu sendiri. Dengan mengetahui karakter murid, maka guru bisa lebih mengenal dan bisa mengembangkan ide/gagasan positif termasuk motivasi intrinsik pada murid. Di samping itu juga dengan disiplin diri sebagai budaya positif akan lebih mudah diwujudkan karena dengan pembelajaran berdiferensiasi akan membuat murid menjadi lebih aktif belajar, dan mengurangi potensi tindakan tidak disiplin akibat pembelajaran yang tidak sesuai dengan minatnya.